Kamis, 27 November 2014

Artikel mengantisipasi neo-lib

Upaya mengantisipasi Neo Liberalisme melalui
Kurikulum Pendidikan Ekonomi di Pendidikan Tinggi

JUN SURJANTI *)
Abstrak
Berdasarkan konsep Samuelson, permasalahan ekonomi harus diselesaikan sesuai dengan sistem nilai yang ada dimana sistem ekonomi itu diterapkan. Perguruan Tinggi (PT) sebagai lembaga keilmuan bertanggung jawab untuk mengembangkan dan meninjau penerapan keilmuan yang bersumber dari negara lain. Hal Ini berarti bahwa masalah ekonomi khususnya pada pendidikan ekonomi, juga harus disesuaikan dengan konsep nilai-nilai luhur bangsa Indonesia yaitu sistem ekonomi Pancasila. Masalah Pendidikan ekonomi tidak seutuhnya dapat diselesaikan dengan buku teks yang bersumber dari Barat  (dogmatis Klasik), tetapi diselesaikan bersadarkan tata nilai dan budaya melalui pembelajaran  ilmu ekonomi di Indonesia. Pembelajaran ekonomi yang tidak sesuai dengan kultur ekonomi Indonesia akan menyebabkan permasalahan dalam aplikasi keilmuan ekonomi di masyarakat dan akan menjadi bumerang bagi pembentukan watak dan karakter bangsa Indonesia. Berkaitan dengan permasalahan dalam pendidikan ekonomi, maka akan dikaji tentang: 1)  Penerapan  nilai-nilai ekonomi dalam pendidikan ekonomi di Indonesia. 2) Kondisi Pendidikan Ekonomi di PT pada saat ini dan Permasalahannya.  Dari hasil Pembahasan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Pembelajaran ekonomi harus diarahkan pada  terbentuknya  perilaku ekonomi yang sesuai dengan kultur di Indonesia, sesuai dengan tujuan pendidikan ekonomi yaitu memberikan bekal kepada mahasiswa untuk menjadi pelaku ekonomi melalui  pengenalan beberapa konsep dan teori ekonomi sederhana untuk menjelaskan fakta, peristiwa, dan masalah ekonomi yang dihadapi. 2) Permasalahan yang dihadapi pendidikan ekonomi adalah belum efektifnya Pembelajaran ekonomi di PT. Baik dilihat dari aspek isi (content), metode pembelajaran yang kurang bervariasi, maupun media pendidikan yang terbatas. Untuk itu, diperlukan kebersamaan oleh pengajar, pakar, ilmuwan dan para pemerhati ekonomi, serta pemerintah dalam mencapaian tujuan pembelajaran ekonomi yang sesuai dengan tata nilai di Indonesia.

Kata Kunci : Neo Liberalisme, kurikulum, Pendidikan ekonomi.

*) Jun Surjanti adalah Dosen Fakultas Ekonomi Unesa
Keterangan :
Artikel ini sudah dimuat dalam jurnal Akademika  UNS  Vol V Nomor. 2 Juli 2013. ISSN 1979-4754

Selasa, 23 September 2014

Artikel Hutan Kota dan Mangrove



HUTAN KOTA DAN MANGROVE
ALTERNATIF MENUJU MILLENEUM DEVELOPMENT  GOALS (MDGs)
Jun Surjanti
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Unesa
Abstrak
Unesa adalah lembaga pendidikan yang mempunyai kewenanang widder minded dalam perluasan pengembangan ilmu. Sejauh ini telah banyak hal dilakukan Unesa di masyarakat. Upaya yang terkait dengan Tridarma Perguruan Tinggi, seluruhnya dilakukan untuk masyarakat. “Growing With Character” adalah motto yang melekat. Ini berarti bahwa setiap aktivitas dan upaya berbasis karakter. Unesa akan berperan lebih luas bila turut serta dalam pencapaian deklarasi PBB yaitu MDGs (Milliniun Development Goals). Peran Unesa semakin bermakna pada pada saat karakter yang akan dan telah terbangun berorirntasi pada tujuan MDGs, yaitu menjalankan kemitraan global baru guna mengurangi kemiskinan absolute yang ditargetkan pada tahun 2015 tercapai. Sampai pada saat ini telah bersepakat untuk mengembangkan program pendidikan dan ilmu pengetahuan (Sain) secara bersama-sama, ini berarti bahwa untuk pencapaian target MDGs peran Unesa akan semakin tampak melalui pensinergian komponen MDGs tentang pendidikan universal, dan keberlanjutan pada lingkungan yang berbasis “Growing With Character”. Komponen-komponen tersebut akan dibisa diterapkan pada kurikulum KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) yang akan dituangkan dalam pembelajaran yang menggunakan strategi, metode dan media pembelajaran yang berbasis keberlanjutan pada lingkungan yang berbasis Growing With Character pada civitas akademika khususnya pada pembelajaran. Peran serta dalam bidang pendidikan ini diharapkan akan menumbuhkan pribadi yang jujur, cerdas, tagguh dan peduli yang berguna bagi masyarakat dan dunia secara umum menuju ketercapaian MDGs pada tahun 2015 dengan cara memanfaatkan potensi Unesa, antara lain Hutan Kota Unesa dan Hutan Mangrove sebagai asset Pemda Kota Surabaya. Hutan kota dapat dijadikan laboratorium hidup pembelajaran. Perkuliahan akan dapat lebih meningkatkan kasil belajar dengan cara memberikan media belajar yang memiliki berbagai unsur kebermanfaatan dan kegunanaan secara holistik.

Rabu, 05 Februari 2014

Macam-Macam Metode Pembelajaran




Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru adalah dengan mengajar di kelas. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan. Dengan demikian guru harus menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didiknya.
Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Untuk itu seorang guru harus mampu menerapkan berbagai metode pembelajaran. Disini saya akan memaparkan beberapa metode pembelajaran menurut Ns. Roymond H. Simamora, M.Kep yang dapat kita digunakan.

1. Metode Ceramah
Metode pembelajaran ceramah adalah penerangan secara lisan atas bahan pembelajaran kepada sekelompok pendengar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu dalam jumlah yang relatif besar. Seperti ditunjukkan oleh Mc Leish (1976), melalui ceramah, dapat dicapai beberapa tujuan. Dengan metode ceramah, guru dapat mendorong timbulnya inspirasi bagi pendengarnya.
Gage dan Berliner (1981:457), menyatakan metode ceramah cocok untuk digunakan dalam pembelajaran dengan ciri-ciri tertentu. Ceramah cocok untuk penyampaian bahan belajar yang berupa informasi dan jika bahan belajar tersebut sukar didapatkan.

Metode pembelajaran diskusi adalah proses pelibatan dua orang peserta atau lebih untuk berinteraksi saling bertukar pendapat, dan atau saling mempertahankan pendapat dalam pemecahan masalah sehingga didapatkan kesepakatan diantara mereka. Pembelajaran yang menggunakan metode diskusi merupakan pembelajaran yang bersifat interaktif (Gagne & Briggs. 1979: 251).
Menurut Mc. Keachie-Kulik dari hasil penelitiannya, dibanding metode ceramah, metode diskusi dapat meningkatkan anak dalam pemahaman konsep dan keterampilan memecahkan masalah. Tetapi dalam transformasi pengetahuan, penggunaan metode diskusi hasilnya lambat dibanding penggunaan ceramah. Sehingga metode ceramah lebih efektif untuk meningkatkan kuantitas pengetahuan anak dari pada metode diskusi.

3. Metode Demonstrasi
Metode pembelajaran demontrasi merupakan metode pembelajaran yang sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan seperti: Bagaimana cara mengaturnya? Bagaimana proses bekerjanya? Bagaimana proses mengerjakannya. Demonstrasi sebagai metode pembelajaran adalah bilamana seorang guru atau seorang demonstrator (orang luar yang sengaja diminta) atau seorang siswa memperlihatkan kepada seluruh kelas sesuatau proses. Misalnya bekerjanya suatu alat pencuci otomatis, cara membuat kue, dan sebagainya.
Kelebihan Metode Demonstrasi :
a. Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan.
b. Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari.
c. Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelemahan metode Demonstrasi :
a. Siswa kadang kala sukar melihat dengan jelas benda yang diperagakan.
b. Tidak semua benda dapat didemonstrasikan.
c. Sukar dimengerti jika didemonstrasikan oleh pengajar yang kurang menguasai apa yang didemonstrasikan.

4. Metode Ceramah Plus
Metode Pembelajaran Ceramah Plus adalah metode pengajaran yang menggunakan lebih dari satu metode, yakni metode ceramah yang dikombinasikan dengan metode lainnya. Ada tiga macam metode ceramah plus, diantaranya yaitu:
a. Metode ceramah plus tanya jawab dan tugas
b. Metode ceramah plus diskusi dan tugas
c. Metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL)

5. Metode Resitasi
Metode Pembelajaran Resitasi adalah suatu metode pengajaran dengan mengharuskan siswa membuat resume dengan kalimat sendiri.
Kelebihan Metode Resitasi adalah :
a. Pengetahuan yang diperoleh peserta didik dari hasil belajar sendiri akan dapat diingat lebih lama.
b. Peserta didik memiliki peluang untuk meningkatkan keberanian, inisiatif, bertanggung jawab dan mandiri.
Kelemahan Metode Resitasi adalah :
a. Kadang kala peserta didik melakukan penipuan yakni peserta didik hanya meniru hasil pekerjaan orang lain tanpa mau bersusah payah mengerjakan sendiri.
b. Kadang kala tugas dikerjakan oleh orang lain tanpa pengawasan.
c. Sukar memberikan tugas yang memenuhi perbedaan individual.

6. Metode Eksperimental
Metode pembelajaran eksperimental adalah suatu cara pengelolaan pembelajaran di mana siswa melakukan aktivitas percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri suatu yang dipelajarinya. Dalam metode ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri dengan mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri tentang obyek yang dipelajarinya.

7. Metode Study Tour (Karya wisata)
Metode study tour Study tour (karya wisata) adalah metode mengajar dengan mengajak peserta didik mengunjungi suatu objek guna memperluas pengetahuan dan selanjutnya peserta didik membuat laporan dan mendiskusikan serta membukukan hasil kunjungan tersebut dengan didampingi oleh pendidik.

8. Metode Latihan Keterampilan
Metode latihan keterampilan (drill method) adalah suatu metode mengajar dengan memberikan pelatihan keterampilan secara berulang kepada peserta didik, dan mengajaknya langsung ketempat latihan keterampilan untuk melihat proses tujuan, fungsi, kegunaan dan manfaat sesuatu (misal: membuat tas dari mute). Metode latihan keterampilan ini bertujuan membentuk kebiasaan atau pola yang otomatis pada peserta didik.

9. Metode Pengajaran Beregu
Metode pembelajaran beregu adalah suatu metode mengajar dimana pendidiknya lebih dari satu orang yang masing-masing mempunyai tugas.Biasanya salah seorang pendidik ditunjuk sebagai kordinator. Cara pengujiannya,setiap pendidik membuat soal, kemudian digabung. Jika ujian lisan maka setiapsiswa yang diuji harus langsung berhadapan dengan team pendidik tersebut

10. Peer Theaching Method
Metode Peer Theaching sama juga dengan mengajar sesama teman, yaitu suatu metode mengajar yang dibantu oleh temannya sendiri.

11. Metode Pemecahan Masalah (problem solving method)
Metode problem solving (metode pemecahan masalah) bukan hanyasekadar metode mengajar, tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebabdalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya yang dimulaidengan mencari data sampai pada menarik kesimpulan.
Metode problem solving merupakan metode yang merangsang berfikir danmenggunakan wawasan tanpa melihat kualitas pendapat yang disampaikan olehsiswa. Seorang guru harus pandai-pandai merangsang siswanya untuk mencobamengeluarkan pendapatnya.

12. Project Method
Project Method adalah metode perancangan adalah suatu metode mengajar dengan meminta peserta didik merancang suatu proyek yang akan diteliti sebagai obyek kajian.

13. Taileren Method
Teileren Method yaitu suatu metode mengajar dengan menggunakan sebagian-sebagian,misalnya ayat per ayat kemudian disambung lagi dengan ayat lainnya yang tentusaja berkaitan dengan masalahnya

14. Metode Global (ganze method)
Metode Global yaitu suatu metode mengajar dimana siswa disuruh membaca keseluruhan materi, kemudian siswa meresume apa yang dapat mereka serap atau ambil intisaridari materi tersebut.

Buku acuan : Simamora, Roymond H. (2009). BUKU AJAR PENDIDIKAN DALAM KEPERAWATAN. Jakarta : EGC